semakin berisi semakin merunduk |
Banyak yang telah khalayak ketahui tentang kerendahan hati ini. Ada yang dari filsuf, sufi, motivator, tokoh agama, budayawan, negarawan, dan lain sebagainya. Namun kali ini saya terpukau oleh seseorang, kalau diperbolehkan saya menyebutnya, tokoh agama yang bernama Kardinal Marry de Vall, seorang katolik.
Beliau mengharapkan kerendahan hati bagi jiwanya yang diberikan Allah kepadanya dan bentuk yang secara analisis kemanusiaan perlu dipertanyakan. Sebagai pertanyaan, apa yang terjadi dengan orang ini ? Atau pertanyaan lain sesuai dengan pertanyaan Anda. Tapi itulah, kerendahan hati total.
Memangnya, seperti apa kerendahan hati versi beliau ini ? Inilah bentuk kerendahan hati dalam bentuk tulisannya.
Mohon kerendahan hati
-------------------------
Ya, Allah, bebaskanlah aku :
Dari keinginan untuk dihargai,
Dari keinginan untuk dipuji,
Dari keinginan untuk dihormati,
Dari keinginan untuk terangkat martabatku,
Dari keinginan untuk dimintai nasehat,
Dari keinginan untuk jadi terkemuka,
Ya, Allah, bebaskanlah aku :
Dari ketakutan untuk dihina,
Dari ketakutan untuk direndahkan,
Dari ketakutan untuk diabaikan,
Dari ketakutan untuk dijelekkan namaku,
Dari ketakutan untuk dilupakan,
Dari ketakutan untuk dizalimi,
Dari ketakutan untuk dituduh.
Ya, Allah, berilah aku rahmat untuk mengharapkan :
Semoga orang-orang lain lebih banyak memperoleh penghargaan dari pada aku,
Semoga orang-orang lain mendapat jalan yang lancar sedangkan aku tersisihkan,
Semoga orang-orang lain bertambah besar di mata dunia, sedangkan aku terbelakangkan,
Semoga orang-orang lain mendapat pujian, sedangkan aku diabaikan,
Semoga mereka ini semua mengatasi aku dalam segala hal.
Hampir semua point kerendahan hati ini merupakan sesuatu yang wajar didapatkan orang kebanyakan, namun seorang Marry de Vall, malah menginginkan untuk tidak mendapatkan hal itu. Namun, jika seseorang telah mengikuti kerendahan ini, tentu bukan berarti si seseorang tadi tak mendapatkannya. Malah-malah, si seseorang tadi akan mendapatkan lebih dari orang lain yang berusaha dan berkeinginan untuk mendapatkannya. Ini adalah masalah keinginan. Tentu pembahasan diarahkan ke hal positip, tentunya kan begitu.
Padahal, khalayak banyak mengetahui bahwa : semua dimulai dari niat. Tapi kali ini, niat ternyata dapat menyebabkan penyimpangan dari hakekat niat tersebut. Memang dalam kebanyakan praktek aplikasi mewujudkan niat tersebut berefek samping kebanggaan yang berlebihan (over proud) atau dapat diartikan sombong.
Atau,..................... Wah, saya agak kesulitan memilih kata untuk mengartikannya.
Bagaimana menurut Anda ?
==============================================================================
0 komentar:
Posting Komentar