Pemerintah Propinsi Sumatera Utara (Pempropsu) melalui Dinas Pendidikan Sumut, mencanangkan dimulainya pendidikan karakter pada tahun ajaran baru di 2011/2012 ini.
Oleh sebab itu, kita telah menyiapkan kurikulum untuk pendidikan karakter itu telah disiapkan yang terintegrasi dengan seluruh mata pelajaran di sekolah dari sejak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), SD, SMP dan SMA
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Drs. Syaiful Safri MM usai membuka seminar Pendidikan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Medan (Unimed), Selasa (3 Mei 2011).
Pendidikan karakter, ujarnya, tidak akan berdiri sendiri. Menurutnya pendidikan karakter akan terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Dia mencotohkan kurikulum berbasis agama akan terintegrasi dengan pendidikan karakter, budaya, matematika, dan mata pelajaran lainnya.
"Sudah kita masukkan ke dalam kurikulum tahun ajaran baru," ucapnya.
Dikatakan Syaiful, perjalanan pendidikan karakter sudah tiga kali mengalami peregeseran. Mulai dari orde lama semasa Soekarno, orde baru-Soeharto, dan reformasi.
"Pada orde lama, kita dididik, dilatih, dan diingatkan untuk bermental merebut dan mempertahankan kemerdekaan," katanya.
Dia melanjutkan pada masa orde baru (orba), bangsa Indonesia dididik mempertahankan dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai perilaku sehari-hari.
Sedangkan pergeseran karakter ketiga, lanjut Syaiful, yaitu masa reformasi yang ditandai dengan terjadinya pergeseran nilai dan tidak sesuai dengan nilai luhur Pancasila, UUD 1945 dan NKRI.
Syaiful mengungkapkan, karakter sendiri merupakan keistimewaan dan ciri yang membentuk sifat dasar seseorang juga menggambarkan moral atau kualitas etika seseorang.
Karakter moral kata Syaiful, merupakan suatu evaluasi terhadap kualitas moral yang bertahan lama pada seseorang. konsep karakter akan berimplikasi pada beragam atribut termasuk nilai seperti integritas, keberanian, ketabahan, keuletan, kejujuran dan kesetiaan.
Pandangan Islam
Pembicara dari MUI Kota Medan, Drs. Amiruddin Siahaan mengungkapkan pandangan islam tentang pentingnya pendidikan karakter dan nilai pluralisme di dunia pendidikan.
Disebutkannya, pendidikan islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional. hal itu tidak dapat dibantah dan telah menjadi aksiomatik dalam sistem pendidikan nasional, khususnya dalam konteks politik pendidikan.
Segala sesuatu yang menjadi kebijakan nasional di sektor pendidikan, secara simultan harus melibatkan pendidikan islam dan sama sekali tidak dapat mengabaikan pendidikan Islam untuk mempertegas bahwa pendidkan islam merupakan sub sistem dari sisdiknas dapat dilihat dari UU No 2 tahun 2003," papar Amiruddin.
Pandangan Kristen
Senada dengan itu, Sekretaris umum Persatuan Gereja Indonesia Sumut, Pendeta Parlindungan Silaban, STh menyebutkan, pengetahuan intelektual yang tinggi harus diimbangi dengan kedewasaan rohani berdasarkan ajaran agama sehingga setiap personal menyadari dan melaksanakan bahwa jabatan atau pekerjaan adalah pengabdian pelayanan kepada bangsa, negara dan masyarakat sekaligus sebagai wadah untuk menyenangkan hati Tuhan.
"Dengan karakter spritual yang dewasa akan memotivasi seseorang untuk menjalankan tugasnya dengan profesional dengan etos kerja yang bertanggung jawab," sebutnya. (rmd)
Sumber : www.analisadaily.com
==============================================================================
0 komentar:
Posting Komentar